Jumat, 25 Februari 2011

BLHD - MAKASSAR

Biogas Sumber Energi Alternatif
Posting : Admin
Tanggal : Rabu, 13 Oktober 2010 - Pukul : 17:39:36
Kategori : Artikel
SEJARAH BIOGAS
Sejarah penemuan proses anaerobik digestion untuk menghasilkan biogas tersebar di benua Eropa. Penemuan ilmuwan Volta terhadap gas yang dikeluarkan dirawa-rawa terjadi pada tahun 1770, beberapa dekade kemudian, Avogadro mengidentifikasikan tentang gas metana. Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion. Tahun 1884 Pasteour melakukan penelitian tentang biogas menggunakan kotoran hewan. Era penelitianPasteour menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini.
SISTEM BIOGAS SEDERHANA
Persoalan lonjakan harga minyak memberikan tekanan bagi setiap negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi yang terbarukan. Akibat peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil membuat harga minyak melambung tinggi. Kebutuhan alias konsumsi  BBM Indonesia yang mencapai 1,3juta/barel tidak seimbang dengan produksinya yang nilainya sekitar 1 juta/barel sehingga terdapat defisit yang harus dipenuhi melalui impor.
Menurut data ESDM (2006) cadangan minyak Indonesia hanya tersisa sekitar 9 milliar barel. Apabila terus dikonsumsi tanpa ditemukannya cadangan minyak baru, diperkirakan cadangan minyak ini akan habis dalam dua dekade mendatang. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai penggantibahan bakar minyak. Kebijakan tersebut menekankan pada sumber daya yang dapatdiperbaharui sebagai altenatif pengganti bahan bakar minyak.
Salah satu sumber energi alternatif adalah biogas. Gas ini berasal dari berbagai macam limbahorganik seperti sampah biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses anaerobik digestion. Proses ini merupakan peluang besar untuk menghasilkan energi alternatif sehingga akan mengurangi dampak penggunaan bahan bakar fosil.
Biogas adalah gas yang  mudah terbakar (flammable) karena dihasilkandari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik(padat, cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak yangcocok untuk sistem biogas sederhana.
Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi produktifitas sistem biogas   disamping parameter-parameter lain seperti temperatur digester, pH, tekanan dan kelembaban udara.
Satu cara menentuka bahan organik yang  sesuai untuk menjadi bahan  masukan sistem Biogas  adalah  dengan  mengetahui perbandingan Karbon (C) dan Nitrogen (N) atau disebut rasio C/N. Beberapa percobaan yang telah dilakukan oleh ISAT menunjukkan bahwa aktifitas metabolisme dari bakteri methanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N sekitar8-20.
Pertama harus disiapkan starter (diambil dari kotoran sapi/ruminantia, kira-kira 1 jerigen, simpan selama 2 minggu. Disiapkan kontainer (bisa menggunakan drum bekas yang di lubangi salah satu sisinya. Siapkan drum lain berukuran lebih kecil dengan keran. Siapkan kotoran sapi, kerbau, kuda, atau kotoran hewan lain dan sisa dedauanan/rumput. Masukan 1 ember limbah  organik tersebut dalam drum, tambahkan satu ember air, aduk, demikian seterusnya sampai volume drum 80%, masukan starter, aduk hingga merata. Masukan drum yang lebih kecil. Biarkan kira-kira 4 minggu, sudah mulai dihasilkan gas, dengan indikasi drum kecilterangkat.
Salah satu pemanfaatan biogas yang telah dinikmati masyarakat adalah warga  Dusun Toyomerto, Desa Pesanggrahan,Kecamatan/Kota Batu. Kelangkaan dan  mahalnya harga minyak membuat warga beralih menggunakan biogas sebagai energi alternatif, untuk bahan bakar. Dampaknya, warga pun bisa berhemat, dan tak perlu antri.
Teknologi biogas ini, diawali tahun 2004 lalu.  Dua tabung bantuan dari  PT Petrokimia Gresik, difungsikan berfungsi sebagai tabung pengisian dan tabung pembuangan. Tabung yang diameternya kecil untuk pengolahan, yaitu diisi kotoran sapi. Sedangkan tabungyang berdiameter 3,4 meter untuk pembuangan. Di dalam tabung ini juga ada selang, yang berhubungan, sehingga proses pengolahan ini berjalan sempurna.  Sedikitnya 200 kg kotoran sapi yang digunakan warga untuk diisikan ke tabung. Dan dari 200 kg itu bisa digunakan memasak hingga tujuh keluarga, masing-masing mendapat jatah memasak dua jam.  Untuk mengetahui apakah sisa gas habis, ataupun masih banyak, warga memakai alat ukur dan selang berisi air. Jika gas penuh, maka air akan meluap hingga angka 100 centi. Namun jika gasnya sedikitairnya tidak akan naik. Dulu  hanya tujuh KK, sekarang yang memasak dengan energi biogas sudah mencapai 40 KK.
Tidak salahnya cara di atasdi terapkan untuk kawasan kumuh padat penduduk dengan menerapkan biogas yangberasal dari kotoran manusia. Ada ide ???

Tidak ada komentar: